IMG-LOGO
Home Sejarah Penguasa Tanah Suci Bukan dari Garis Nabi Muhammad SAW: Sejarah Dinasti Al-Saud
sejarah | umum

Penguasa Tanah Suci Bukan dari Garis Nabi Muhammad SAW: Sejarah Dinasti Al-Saud

oleh VNS - 08 Mei 2025 15:52 WITA

Penguasa Tanah Suci Bukan dari Garis Nabi Muhammad SAW: Sejarah Dinasti Al-Saud

Tanah suci Makkah dan Madinah bukan hanya menjadi pusat spiritual umat Islam dunia, tetapi juga mencatat perjalanan sejarah panjang dari zaman Nabi Mu...

IMG
Raja Arab Saudi, King Salman (Kiri) dan Pangeran Mohammed Bin Salman (Istimewa)

IDENESIA.CO - Tanah suci Makkah dan Madinah bukan hanya menjadi pusat spiritual umat Islam dunia, tetapi juga mencatat perjalanan sejarah panjang dari zaman Nabi Muhammad SAW hingga berdirinya Kerajaan Arab Saudi modern di bawah Dinasti Saud. Meski Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud saat ini memerintah dari Riyadh sebagai penjaga dua kota suci itu, silsilah keluarganya tidak berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW, melainkan dari Muhammad bin Saud, pendiri dinasti kerajaan tersebut.

Menurut sejumlah sumber sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah pada sekitar tahun 570 Masehi dari keluarga Bani Hasyim, bagian dari suku Quraisy. Pada usia 40 tahun, beliau menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril di Gua Hira, menandai awal dari kenabiannya. Sejak saat itu, dakwah Islam berkembang pesat meski menghadapi berbagai rintangan dari para pemuka Quraisy di Makkah (Sumber: Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam).

Pada tahun 622 M, Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya melakukan hijrah ke Yathrib (kemudian dinamai Madinah), peristiwa yang menjadi awal kalender Hijriah dalam peradaban Islam. Beberapa pertempuran penting seperti Perang Badar, Uhud, dan Khandaq mewarnai perjalanan perjuangan Islam saat itu, sebelum akhirnya Nabi dan para sahabatnya berhasil kembali ke Makkah pada tahun 630 M tanpa pertumpahan darah, dalam peristiwa yang dikenal sebagai Fathu Makkah (Sumber: Al-Bidayah wa Nihayah, Ibnu Katsir).

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kekuasaan Islam berkembang sangat pesat. Dalam waktu kurang dari satu abad, kekhalifahan Islam menjangkau wilayah dari Spanyol di barat hingga sebagian India dan Tiongkok di timur. Masa kejayaan ini dikenal sebagai Zaman Keemasan Islam (Golden Age), dengan kemajuan luar biasa dalam ilmu pengetahuan, filsafat, kedokteran, dan seni (Sumber: "Lost Islamic History", Firas Alkhateeb, 2014).

Namun seiring berjalannya waktu, kekuatan politik Islam mengalami disintegrasi, dan wilayah Jazirah Arab perlahan memasuki masa isolasi politik, meski Makkah dan Madinah tetap menjadi pusat spiritual Islam.

Kebangkitan kembali peran politik Arab Saudi dimulai pada awal abad ke-18 ketika Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang cendekiawan Islam, menyerukan reformasi untuk kembali ke ajaran Islam murni. Ia kemudian menjalin persekutuan dengan Muhammad bin Saud, penguasa Diriyah, yang menghasilkan terbentuknya Negara Arab Saudi Pertama pada 1744 .

Negara ini berkembang pesat hingga akhirnya dihancurkan oleh pasukan Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1818. Namun pada 1824, keluarga Al Saud kembali membentuk Negara Arab Saudi Kedua dengan pusat kekuasaan di Riyadh, sebelum akhirnya digulingkan oleh saingan mereka dari keluarga Al-Rashid pada 1891.

Abdulaziz bin Abdulrahman Al Saud, yang kemudian dikenal sebagai Ibn Saud, memimpin perebutan kembali Riyadh pada tahun 1902 dan memulai penyatuan wilayah Semenanjung Arab. Pada tahun 1932, ia secara resmi memproklamasikan berdirinya Kerajaan Arab Saudi dengan dirinya sebagai raja pertama. Hingga kini, keturunannya masih memegang tampuk kekuasaan

Meski mengelola dua kota suci umat Islam, keluarga Al Saud bukan keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebaliknya, mereka merupakan penerus dinasti yang menggabungkan kekuatan politik dan ajaran Wahhabisme, yang hingga hari ini masih mewarnai wajah pemerintahan Saudi.

Dengan sejarah yang panjang dan kompleks, Arab Saudi tidak hanya menjadi episentrum peribadatan haji dan umrah, tetapi juga simbol kontinuitas kekuasaan yang berkembang di atas fondasi agama, politik, dan budaya Islam.

(Redaksi)

Refrensi:

1.       Sumber: House of Saud,www.saudi.gov.sa

2.       Sumber: “Saudi Arabia: A Kingdom in Transition”, Stig Stenslie, 2012

3.     Sumber: "Lost Islamic History", Firas Alkhateeb, 2014