IDENESIA.CO – Nama Kardinal Pierbattista Pizzaballa semakin santer disebut sebagai kandidat kuat pengganti mendiang Paus Fransiskus. Namun, bukan hany...
IDENESIA.CO – Nama Kardinal Pierbattista Pizzaballa semakin santer disebut sebagai kandidat kuat pengganti mendiang Paus Fransiskus. Namun, bukan hanya karena jabatannya sebagai Patriark Latin Yerusalem sejak 2020, melainkan karena sikap kemanusiaannya yang menyentuh dunia.
Pada Oktober 2023, hanya beberapa minggu setelah serangan Hamas ke Israel yang menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 lainnya, Pizzaballa membuat pernyataan mengejutkan: ia bersedia menjadi sandera pengganti demi membebaskan anak-anak yang diculik oleh kelompok bersenjata tersebut.
“Apakah saya (Kardinal Pizzaballa) siap untuk pertukaran? Apa pun, jika ini dapat mengarah pada kebebasan dan membawa anak-anak itu kembali ke rumah, tidak masalah. Dari pihak saya, kesediaan mutlak,” kata Pizzaballa dalam wawancara dengan Vatican News.
Sikap tersebut langsung menarik perhatian dunia, memperkuat citranya sebagai pemimpin rohani yang tidak hanya mengedepankan kata-kata, tetapi juga aksi nyata demi kemanusiaan dan perdamaian lintas agama.
Kardinal Pertama yang Tinggal di Negara Yahudi
Kardinal Pizzaballa adalah kardinal pertama dalam sejarah Gereja Katolik yang tinggal di Israel. Hal ini menunjukkan komitmennya terhadap misi lintas budaya dan lintas iman. Ia telah menjalin hubungan erat dengan berbagai komunitas di Yordania, Palestina, dan Israel. Presiden Israel Isaac Herzog bahkan memujinya sebagai “pemimpin yang brilian dan sangat memahami kompleksitas wilayah kami.”
Fasih Berbahasa Ibrani dan Penghubung Antariman
Kardinal Pizzaballa dikenal fasih berbahasa Ibrani. Ia pernah mengajar bahasa Ibrani Alkitab dan memimpin penerjemahan Misale Romawi ke dalam bahasa Ibrani. Kedekatannya dengan umat Yahudi dan Muslim menjadikan dirinya tokoh yang disegani oleh berbagai kalangan di Yerusalem, menjembatani umat Katolik dengan komunitas lintas keyakinan di kawasan tersebut.
Pemimpin dengan Integritas dan Jejak Diplomatik yang Kuat
Selain sebagai figur religius, Kardinal Pizzaballa juga dikenal sebagai pemimpin yang cakap dalam diplomasi dan manajemen internal gereja. Ia pernah dipercaya Paus Fransiskus untuk menyelenggarakan doa perdamaian bersama Mahmoud Abbas dan Shimon Peres di Taman Vatikan pada 2014. Ia juga berhasil menstabilkan keuangan Patriarkat Latin Yerusalem dengan membentuk komite penasihat ekonomi dan memangkas utang yang membebani institusi tersebut.
Dengan latar belakang kehidupan sederhana di desa Castel Liteggio, Italia, dan semangat pengabdian yang terus ia bawa hingga ke jantung konflik Timur Tengah, Pizzaballa menjadi sosok yang tidak hanya memahami doktrin Gereja, tetapi juga realitas sosial-politik umatnya.
Jika terpilih sebagai Paus, ia bukan hanya akan menjadi simbol kontinuitas iman, tapi juga harapan akan kepemimpinan Katolik yang mengedepankan keberanian moral dan kasih universal.
(Redaksi)