IDENESIA.CO - Upacara pemakaman Paus Fransiskus menandai babak baru dalam sejarah Gereja Katolik, bukan hanya dari segi lokasi pemakaman, tetapi...
IDENESIA.CO - Upacara pemakaman Paus Fransiskus menandai babak baru dalam sejarah Gereja Katolik, bukan hanya dari segi lokasi pemakaman, tetapi juga dalam besarnya biaya yang dikeluarkan.
Berbeda dengan pendahulunya, pemakaman Paus asal Argentina ini berlangsung jauh lebih sederhana dan hemat biaya.
Hingga kini, Vatikan memang belum merilis angka resmi terkait pengeluaran upacara tersebut.
Namun, sumber dalam yang dikutip berbagai media internasional menyebutkan, biaya pemakaman kali ini jauh lebih kecil dibandingkan standar tradisional Vatikan yang bisa mencapai jutaan dolar AS.
Sebagai perbandingan, pemakaman dua Paus sekaligus Paus Yohanes Paulus I dan Paus Yohanes Paulus II, serta konklaf pemilihan Paus baru pada 1978, menelan biaya sekitar 20 juta dolar AS.
Sedangkan pada 2005, pemakaman megah untuk Paus Yohanes Paulus II dan proses pemilihan penggantinya, Paus Benediktus XVI, menelan biaya sekitar 9 juta dolar AS.
Di sisi lain, untuk Paus Fransiskus, sejumlah faktor berkontribusi terhadap minimnya biaya:
• Ia memilih hanya menggunakan satu peti mati dari kayu berlapis seng, bukan tiga lapis seperti tradisi sebelumnya (cemara, ek, dan timah).
• Prosesi dan upacara disederhanakan, dengan mengurangi kemeriahan dan simbol-simbol kemewahan.
• Pemakaman di Santa Maria Maggiore, bukan di Vatikan, mengurangi kebutuhan logistik skala besar.
• Paus Fransiskus juga menolak pembuatan prasasti dan monumen mewah di atas makamnya.
Lebih dari itu, Paus Fransiskus bahkan telah mengatur bahwa seluruh biaya pemakaman ditanggung oleh seorang dermawan anonim, tanpa membebani kas Vatikan yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami defisit anggaran mencapai 87 juta dolar AS.
Pemakaman Penuh Makna, Bukan Kemegahan Menurut Uskup Agung Diego Ravelli, yang memimpin upacara liturgi, keputusan Paus Fransiskus adalah bentuk nyata dari prinsip.
"Pemakaman seorang pendeta dan murid Kristus, bukan seorang tokoh berkuasa dunia. Paus Fransiskus ingin menunjukkan bahwa kemuliaan sejati bukan diukur dari prosesi megah, melainkan dari ketulusan iman," kata Ravelli dalam keterangan resminya
