IMG-LOGO
Home Internasional Presiden Prancis Buka Peluang Akui Kedaulatan Negara Palestina di Juni Mendatang
internasional | umum

Presiden Prancis Buka Peluang Akui Kedaulatan Negara Palestina di Juni Mendatang

oleh VNS - 10 April 2025 14:43 WITA

Presiden Prancis Buka Peluang Akui Kedaulatan Negara Palestina di Juni Mendatang

Presiden Emmanuel Macron menyiratkan niat negaranya untuk mengambil peran strategis dalam upaya perdamaian Timur Tengah. Dalam pernyataannya, Prancis...

IMG
POTRET - Presiden Prancis Emmanuel Macron (Istimewa)

IDENESIA.CO - Presiden Emmanuel Macron menyiratkan niat negaranya untuk mengambil peran strategis dalam upaya perdamaian Timur Tengah.

Dalam pernyataannya, Prancis membuka kemungkinan mengakui Palestina sebagai negara dalam konferensi internasional yang akan digelar di Arab Saudi pada Juni mendatang.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa negaranya tengah mempertimbangkan secara serius langkah pengakuan terhadap negara Palestina.

Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan stasiun televisi France 5, Rabu (9/4/2025).

"Kita perlu membuat pengakuan... Tujuan kita adalah menjadi ketua bersama dalam sebuah konferensi dengan Arab Saudi pada Juni, di mana kita bisa menyelesaikan pengakuan ini," ungkap Macron.

Pernyataan ini menegaskan bahwa Prancis tidak hanya bersikap reaktif terhadap konflik Israel-Palestina, tetapi juga ingin memegang peran sebagai mediator aktif dalam penyelesaian konflik yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade.

Jika pengakuan ini terlaksana, Prancis akan menjadi salah satu negara besar Eropa pertama yang mengambil langkah resmi mengakui Palestina, mengikuti lebih dari 140 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang telah melakukannya. Dari total 193 anggota PBB, mayoritas negara Global South telah lebih dulu menyatakan dukungan mereka terhadap kemerdekaan Palestina.

Langkah ini juga dinilai sebagai respons terhadap stagnasi solusi dua negara yang selama ini digadang-gadang sebagai jalan keluar damai, namun belum menunjukkan hasil konkret di lapangan.

Prancis, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan Palestina, tampaknya ingin menjembatani kembali dialog yang mandek.

Konferensi internasional yang akan digelar di Arab Saudi pada Juni disebut-sebut sebagai titik penting dalam proses ini.

Dengan menjadi ketua bersama dalam forum tersebut, Prancis berharap dapat mendorong konsensus baru dan langkah-langkah konkret menuju pengakuan internasional yang lebih luas terhadap Palestina.

Sebagai catatan, wacana pembentukan negara Palestina sebenarnya telah ada sejak resolusi Majelis Umum PBB tahun 1947, yang membagi wilayah Palestina menjadi negara Arab dan negara Yahudi.

Namun hingga kini, hanya negara Israel yang berdiri secara resmi dan diakui luas, sementara pembentukan negara Palestina terus terhambat oleh konflik geopolitik dan kebijakan ekspansi Israel di wilayah pendudukan.

Jika pengakuan dari Prancis terealisasi, bukan hanya akan menjadi sinyal politik kuat di Eropa, tetapi juga membuka peluang pergeseran dinamika diplomasi internasional di kawasan Timur Tengah.

(Redaksi)