IMG-LOGO
Home Internasional Menjelang Hari Kemerdekaan, Israel Dilanda Kebakaran Terbesar dalam Satu Dekade
internasional | umum

Menjelang Hari Kemerdekaan, Israel Dilanda Kebakaran Terbesar dalam Satu Dekade

oleh VNS - 04 Mei 2025 13:24 WITA

Menjelang Hari Kemerdekaan, Israel Dilanda Kebakaran Terbesar dalam Satu Dekade

Kebakaran hutan besar yang melanda perbukitan di luar Yerusalem menjadi ujian besar bagi otoritas Israel. Namun, di tengah kepanikan dan asap...

IMG
Ilustrasi Bendera Israel (Istimewa)

IDENESIA.CO - Kebakaran hutan besar yang melanda perbukitan di luar Yerusalem menjadi ujian besar bagi otoritas Israel. Namun, di tengah kepanikan dan asap yang mengepung langit ibu kota, solidaritas internasional hadir.


Delapan negara Eropa mengirimkan pesawat pemadam kebakaran untuk membantu memadamkan api yang telah menghanguskan sekitar 5.000 hektar lahan dan menutup jalan utama antara Tel Aviv dan Yerusalem.


Negara-negara yang tergabung dalam operasi bantuan ini adalah Italia, Kroasia, Spanyol, Prancis, Ukraina, Rumania, Makedonia Utara, dan Siprus. Pada Kamis pagi, sepuluh pesawat telah beroperasi di udara, dan delapan lainnya dijadwalkan tiba sepanjang hari untuk memperkuat upaya pemadaman.


“Bantuan ini sangat penting. Api meluas dengan cepat karena kombinasi suhu tinggi, kekeringan ekstrem, dan angin kencang,” ujar Tal Volvovitch, juru bicara Badan Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel.


Ia menambahkan bahwa meski kerusakan lingkungan parah, secara ajaib belum ada rumah yang terbakar.

Kebakaran mulai terjadi pada hari Rabu siang, memaksa otoritas mengevakuasi belasan komunitas di sekitar area perbukitan Yerusalem.

Langit di atas kota berubah kelabu karena asap tebal, memicu kekhawatiran di tengah masyarakat. Sebagai dampaknya, banyak kegiatan perayaan Hari Kemerdekaan Israel yang dijadwalkan Kamis dibatalkan, karena aparat keamanan dialihkan ke lokasi bencana.

"Biasanya, taman dan hutan penuh dengan keluarga yang berpiknik dan memanggang daging. Tahun ini, kami hanya melihat asap dan pesawat terbang rendah di langit,” kata seorang warga Yerusalem.

Layanan medis Magen David Adom melaporkan sedikitnya 12 orang dirawat di rumah sakit akibat menghirup asap, sementara 10 lainnya dirawat di lokasi kejadian. Selain itu, 20 petugas pemadam kebakaran mengalami luka ringan selama operasi.

Tiga komunitas Katolik yang sempat mengungsi juga telah kembali pada Kamis pagi. Namun, Farid Jubran, juru bicara Patriarkat Latin, mengungkapkan bahwa lahan pe

rtanian milik komunitas itu, termasuk kebun anggur dan pohon zaitun, mengalami kerusakan berat. Beberapa bangunan juga rusak, meski gereja-gereja bersejarah berhasil diselamatkan.

Jalan raya utama antara Yerusalem dan Tel Aviv yang sempat ditutup akibat jilatan api kini telah dibuka kembali. Di sisi jalan, terlihat bekas lahan yang hangus dan semak-semak yang disemprot bahan anti-api berwarna merah muda. Bau asap masih menyengat di udara.

Kebakaran skala besar di Israel memang bukan hal baru, tetapi yang terjadi di awal tahun seperti ini dianggap luar biasa. Biasanya kebakaran besar terjadi di puncak musim panas. Namun, perubahan iklim mempercepat siklus kekeringan dan meningkatkan risiko kebakaran hutan.

Anat Gold, Direktur Wilayah Tengah dari Dana Nasional Yahudi (KKL), menjelaskan bahwa lahan menjadi sangat rentan karena curah hujan minim selama musim dingin.

“Kondisi saat ini sempurna untuk penyebaran api: tanah kering, suhu tinggi, dan angin yang berubah arah secara konstan,” ujarnya.

Upaya pemadaman terkendala oleh angin yang terus berubah arah, membuat zona sekat api sulit dipertahankan. Meski sebagian besar api telah dikendalikan, pekerjaan belum selesai.

(Redaksi)

Berita terkait